Harapan Itu Kusebut Indonesia
Indonesia!
Teriakan itu cukup membahana di segala penjuru negeri
Di tengah, di pojokan, di bagian bawah atau di atas
D kiri, kanan, samping atau di depan layar kaca televisi
Tatkala sekumpulan Indonesia kecil menari-nari di lapangan
Dan mereka menyebut dirinya sebagai sebuah kesebelasan
.
Namun bukan itu, bukan itu jawabku
Harapan adalah sebuah mimpi
Mimpi karena negeri ini punya segala potensi
Punya segalanya yang mampu membuat dunia sedikit terpaku
.
Ketika penunggu gedung kura-kura menghamburkan uang rakyat
Mempercantik ruangan dan memperkuat organisasi mafia
Atau penegak hukum yang memperjualbelikan ayat-ayat
Dan pimpinan eksekutif yang kebijakannya mengurung kesejahteraan masyarakat
Tatkala kebenaran sudah dipropaganda oleh para penjilat
Negara telah dikepung oleh mafia berbulu domba
.
Negeriku yang cantik
Aku tahu bagaimana perasaan hatimu yang miris
Melihat para pembesar, menunjung tinggi kesenangan dunia berlapis-lapis
Namun mereka melupakan orang-orang bawah
Yang tak punya daya
Tak punya kuasa
Sedangkan orang-orang yang merasa tinggi tak sedikitpun tersentuh rasa
Rasa alami yang terlahir dalam setiap diri manusia
.
Di sisi lain, ada cerita yang tak kalah menarik
Segerombolan anak-anak sekolah dasar harus berjibaku dengan nyawa di atas kali
Jembatan yang rontok tak menyurutkan nyali
Menuntut ilmu tapi nasib nyawa, siapa peduli?
Dan ketika mereka harus berteduh di atap langit matahari
Belum lagi, para bandit yang menghalalkan pungli
Ah, tak bisakah aku berharap semua ini terjadi dalam mimpi?
.
Jika tangan asing sudah mencengkeram
Menggerakkan sendi-sendi kehidupan , mencederai kerakyatan
Hati ibu pertiwi menangis, pastinya
Tapi siapa peduli?
Harus mengadu pada siapa?
Dewan terhormat? Sama saja.
.
Jika orang-orang sudah lelah
Aku belum lelah
Dan segelintir orang-orang yang tersisa harapan
Merindukan kebangkitan
Atau memimpikan tangan-tangan pemimpin
Bukan pemimpi
Yang masih mau jadi tempat untuk mengadu
Dan orang-orang itu masih punya harapan
Kata mereka, Harapan itu kusebut Indonesia
.
#Gedung Angkuh, 03022012
di ambil dari kisah dosen aqu di IPB..Sebut saja B..
Senin kemarin (1 Juli) B melakukan oneday trip Jakarta-Denpasar-Jakarta. Di Denpasar hanya beberapa jam saja kemudian balik ke Jakarta dan Bogor. Dari Cengkareng ke Bogor B menggunakan bis DAMRI. Nah, sewaktu di bis DAMRI tsb B “dipaksa” (atau terpaksa!) mendengar percakapan dua ibu-ibu hebring. Sayang sekali B tidak bawa penyumpal kuping (headphone). Intinya: mengeluhkan segala hal tentang Indonesia. Mulai dari penerbangan murah tapi tidak aman, pesawat selalu telat dan beragam keluhan seputar akomodasi transportasi sampai ke keluhan tentang mahalnya sekolah.
Kita tidak akan pernah maju hanya dengan mengeluh. Yang diperlukan adalah bekerja, bersabar dan kemudian berdoa.
Dari sisi ekonomi, Indonesia adalah new emerging country. Kenapa masih dikategorikan sebagai “new”? Ya kita baru membangun negara kita sebagai negara demokratis. Walau agak perlahan, beberapa kemajuan mulai terlihat. Salah satu buktinya. B bisa terbang one day trip dengan mudah. Selain itu, Balai karantina Denpasar sudah bisa melakukan pengujian cepat (quick assesment) ada-tidaknya penumpang gelap (parasit, dll) dalam hewan yang kita bawa melintasi wilayah. Beberapa tahun yang lalu, pengujian ini hanya bisa dilakukan di Jakarta.
Jadi yang heboh-heboh seperti yang dibicarakan ibu-ibu di Bis dan juga yang ada di berita-berita TV itu hanyalah kondisi superfisial saja. Hanya populer untuk dibicarakan saja. Perlahan namun pasti, Saya yakin, Indonesia akan menjadi negara yang kuat. Lajunya akan semakin cepat jika ditunjang oleh kekuatan yang nekat dari para mahasiswa untuk belajar dengan lebih baik. Siapa lagi yang akan mecintai negaranya kalau bukan kita..
Wow, pembahasannya menarik. Mengena sekali nih. Beda ya komentar tulisan ”calon dosen” dengan orang biasa. xixixixi. Terus gimana itu dosennya Lora? Akhirnya jadi beli penutup telinga nggak? Bukan Indonesia nya yang harus disalahkan, tapi sistem yang ada di dalamnya yang harus diperbaiki dan dibenahi. Dan juga orang-orang yang ada di dalamnya yang berpotensi yang harus dibangkitkan sikap optimismenya
Salam kenal..
:hammer
aamiin,,semoga cita” mulia itu tercapai..hehehehe,,si B tidak jadi beli penutup telingga..
yang paling reality untuk memperbaikinya menepatkan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidangnya..sehingga tidak ada kesalahan konsep dalam pembelajaran..n mengurangi biaya pendidikan..karena pembunuhan karakter indonesia adalah salahsatunya dengan mahalnya biaya pendidikan..di luar negeri,,mahasiswa indonesia adalah yang paling pintar..karena dari Tingkat pendidikan sekolah dasar kita sudah disuguhkan dengan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan..tapi kenapa setalah meningkat dengan sekolah lanjut tingkat pertama,kenapa setiap siswa tidak belajar sesuai dengan bidang yang dia sukai sehingga 1 individu berkonsetrasi pada 1 ahli..Semua bisa jadi guru,,tapi Guru yang bagaimana dulu,,Guru yang hanya bisa mengajar saja..
Amin,,, Semoga segala elemen akademika paham dengan realita ini
Pendidikan dan SDM semakin baik dan bisa membenahi kondisi bangsa yang masih sakit ini, hehehe…
Hey there, This site is amazing! Keep up the good work. I just bookmarked it